d.r.e.a.m
0 Comments
"Aku ingin bersamanya (!)"
Sepenggal kalimat yang sering kali muncul di benak Naya hingga saat ini. Berandai-andai memang, karena bagaimanapun tak semua keinginan dapat diraih.
"Najwa", kebohongan kecil mengawali perkenalan dirinya dengan Dygta 8 tahun yang lalu, pria yang kepadanyalah Naya menaruh rasa.
Serasa ada kupu kupu cantik yang berterbangan diperut Naya setiap kali akan bertemu dengan Dygta. Bertemu diam diam sepulang sekolah atau sekedar menunggu di pinggir jalan berharap bisa berpapasan dan saling mencuri pandang.
"Love you too, Dygta" begitulah Naya memulai apa yang kebanyakan orang bilang cinta monyet dimasanya.
-Berawal, berjalan dan berakhir begitu saja-
Hmmmm...mungkin salah jika disebut berakhir begitu saja karena cukup banyak perang ego yang dirasakan oleh keduanya, dimasa itu !
"Senang, sedih, kesal, cemburu, rindu"
Cukup lengkap yang diberikan Dygta kepada Naya, INDAH.
Dygta, bersamanya Naya mengenal rasa suka, sayang dan entah pantas disebut apa selanjutnya...
Dygta, melalui dirinya Naya merasa betapa bahagianya disayang.
Dygta, bersamanyalah Naya menjadi wanita yang sangat berharga.
Dygta, melaluinya Naya merasakan sakitnya kehilangan.
Dygta, lewat ia lah Naya mengerti sebuah perjuangan.
Dygta, dengan dialah Naya menaruh secercah harapan
-walau pada akhirnya harus direlakan tanpa pencapaian.
.....
Teruntuk dygta dari Naya :
Awalnya aku selalu bertanya kenapa dan untuk apa Tuhan mempertemukan lalu akhirnya memisahkan kita.
Aku selalu bertanya, kenapa Dygtaku kini mampu menutup rapat hatinya, sementara aku tidak.
Aku selalu marah, kenapa Dygta bisa memperlakukanku sangat berbeda dengan Dygta yang dulu aku kenal.
Apa semua memang imbas dari kesalahanku? Karena fase 'kekanak2an'ku yang membuat Dygtaku gerah? Atau memang karena sudah waktunya rasa dari Dygtaku itu hilang?
Cukup lama aku terus menanyakan dan berusaha menjawabnya sendiri, Hingga pada akhirnya aku harus berdamai dan pelan pelan menyadari bahwa Tuhan hanya memberikanku sebuah mimpi, mimpi indah yang membuatku tak ingin terbangun atau dibangunkan.
MIMPI seorang Naya bersama Dygta-nya.
Mimpi itu aku bangun sedari dulu dengan rasaku..., namun tidak bersama Dygtaku. Yaaaa, aku benar menginginkannya, tapi bukankah sang pencipta tak melulu mengabulkan keinginan kita? Terlebih jika sebenarnya bukan itulah yg hambaNya butuhkan.
Dygta, terimakasih telah mengajarkan bagaimana memaknai kata LOVE dan DREAM.
"masih saja kamu, tetap kamu, dan selalu untukmu"
Tak perlu bersusah payah membangunkan aku dari mimpi itu, karena hanya didalamnya aku bisa merasa bersamamu. Kali ini kumohon, berkenanlah.
Pelukku..Naya-mu 😊
Dygta & Naya, adalah kisah yang selalu hidup didiri Naya, tak peduli bagaimana Dygta menganggapnya.
Sepenggal kalimat yang sering kali muncul di benak Naya hingga saat ini. Berandai-andai memang, karena bagaimanapun tak semua keinginan dapat diraih.
"Najwa", kebohongan kecil mengawali perkenalan dirinya dengan Dygta 8 tahun yang lalu, pria yang kepadanyalah Naya menaruh rasa.
Serasa ada kupu kupu cantik yang berterbangan diperut Naya setiap kali akan bertemu dengan Dygta. Bertemu diam diam sepulang sekolah atau sekedar menunggu di pinggir jalan berharap bisa berpapasan dan saling mencuri pandang.
"Love you too, Dygta" begitulah Naya memulai apa yang kebanyakan orang bilang cinta monyet dimasanya.
-Berawal, berjalan dan berakhir begitu saja-
Hmmmm...mungkin salah jika disebut berakhir begitu saja karena cukup banyak perang ego yang dirasakan oleh keduanya, dimasa itu !
"Senang, sedih, kesal, cemburu, rindu"
Cukup lengkap yang diberikan Dygta kepada Naya, INDAH.
Dygta, bersamanya Naya mengenal rasa suka, sayang dan entah pantas disebut apa selanjutnya...
Dygta, melalui dirinya Naya merasa betapa bahagianya disayang.
Dygta, bersamanyalah Naya menjadi wanita yang sangat berharga.
Dygta, melaluinya Naya merasakan sakitnya kehilangan.
Dygta, lewat ia lah Naya mengerti sebuah perjuangan.
Dygta, dengan dialah Naya menaruh secercah harapan
-walau pada akhirnya harus direlakan tanpa pencapaian.
.....
Teruntuk dygta dari Naya :
Awalnya aku selalu bertanya kenapa dan untuk apa Tuhan mempertemukan lalu akhirnya memisahkan kita.
Aku selalu bertanya, kenapa Dygtaku kini mampu menutup rapat hatinya, sementara aku tidak.
Aku selalu marah, kenapa Dygta bisa memperlakukanku sangat berbeda dengan Dygta yang dulu aku kenal.
Apa semua memang imbas dari kesalahanku? Karena fase 'kekanak2an'ku yang membuat Dygtaku gerah? Atau memang karena sudah waktunya rasa dari Dygtaku itu hilang?
Cukup lama aku terus menanyakan dan berusaha menjawabnya sendiri, Hingga pada akhirnya aku harus berdamai dan pelan pelan menyadari bahwa Tuhan hanya memberikanku sebuah mimpi, mimpi indah yang membuatku tak ingin terbangun atau dibangunkan.
MIMPI seorang Naya bersama Dygta-nya.
Mimpi itu aku bangun sedari dulu dengan rasaku..., namun tidak bersama Dygtaku. Yaaaa, aku benar menginginkannya, tapi bukankah sang pencipta tak melulu mengabulkan keinginan kita? Terlebih jika sebenarnya bukan itulah yg hambaNya butuhkan.
Dygta, terimakasih telah mengajarkan bagaimana memaknai kata LOVE dan DREAM.
"masih saja kamu, tetap kamu, dan selalu untukmu"
Tak perlu bersusah payah membangunkan aku dari mimpi itu, karena hanya didalamnya aku bisa merasa bersamamu. Kali ini kumohon, berkenanlah.
Pelukku..Naya-mu 😊
Dygta & Naya, adalah kisah yang selalu hidup didiri Naya, tak peduli bagaimana Dygta menganggapnya.